Merdeka.com - Pagi ini, Rabu (4/3), Presiden Joko Widodo menggelar Sidang Kabinet Paripurna dengan didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla. Dalam pidatonya, Jokowi menuturkan naiknya harga beras beberapa pekan terakhir jadi pelajaran berharga bagi pemerintah.
Agar tidak terulang lagi, Jokowi menginstruksikan anak buahnya memantau pergerakan harga kebutuhan pokok masyarakat lebih intens.
"Saya minta terutama yang berkaitan dengan sembako dipantau dari hari ke hari karena dari situlah sebenarnya tinggi rendahnya inflasi dimulai. Contohnya beras, yang mengalami kenaikan dengan tidak sedikit," ujarnya di Istana Negara.
Pemerintahan Jokowi-JK sempat dikritik lantaran gagal menjaga stabilitas harga beras. Namun mantan Gubernur DKI Jakarta ini membela diri. Jokowi menegaskan, pemerintah sudah mengantisipasi namun harga beras tetap naik karena masa panen terlambat.
"Sebetulnya Desember sudah kelihatan dan antisipasi, Januari juga bisa dilakukan tindakan-tindakan, tetapi yang pertama masalah sedikit keterlambatan di tanam atau panennya terlambat," katanya.
Kepala Negara yakin operasi pasar dengan menggelontorkan 300.000 ton beras miskin akan menekan harga di pasaran. Bahkan pemerintah menjanjikan harga beras akan turun dalam waktu dekat.
"Tetapi kita yakin dengan operasi raskin kemarin, saya harapkan maksimal 2 minggu saya yakin akan turun. Ini pembelajaran kita kalau ada sembako yang naik sedikit tolong dikejar," janji Jokowi.
Terlepas dari itu, Jokowi bersyukur selama 2 bulan Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami deflasi.
"Saya akan mengatakan yang berkaitan dengan inflasi, kita bersyukur pada bulan Januari kemarin terjadi deflasi 0,24 persen. Kemudian bulan Februari juga deflasi lagi," ucapnya,
Jokowi berpesan agar kondisi ini dipertahankan sehingga memberi dampak positif bagi perekonomian nasional, terjaganya daya beli masyarakat.
terima kasih min
BalasHapusTq infonya gan
BalasHapusthanks for information
BalasHapustrma kasih infonya
BalasHapus